Untuk yang
terlintas maya
Sang ilusi…!
Takdir kembali
berkedip, menyapa rasa yang terus mencipta gurau
Goresan usang
pada jiwa, merupa tanda bahwa aku tlah lama mencinta
Tanpa sapa, juga
tulus senyum raga
Tanpa suara atau
nada, hanya hening yang sesaat sering terlihat menyapa
Ku kembali
terhenyak
Batinku kembali
terkoyak
Karena nyata
tiba-tiba menyentak
Benar tak
kusangka…
Sosok yang kulukis
dengan diam, wibawa, dan
tertawa dalam
kesendiriannya
Nyatanya silang
belaka
Sesaat setelah
mata mengadu sendu
Sang maya, tak
sendiri…!!!
Nafasku sengal,
berirama dengan retina yang terus nakal
Hati, terus
tersulut emosi yang dikobarkan hasut sang diri
Sang maya tak
sedang menikmat penat
Karena ia tengah
menjadi pusat
Bagi
kunang-kunang liar yang melingkar pada orbit edarnya
Rupa jiwa makin
tak karuan
Juga tak mampu
lagi ku-label tentram.